Senin, 29 Mei 2017

Makalah tentang Kepemimpinan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181). Hughesc dalam Ria  (2009:11) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai kepemimpinan ini diyakini memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas kelompok (Bass dalam Ria, 2009:11).
Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan bawahannya tapi juga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi lingkungan, kematangan dan situasi bawahan.









1.2  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pentingnya kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi ?
2.    Seperti untuk mengetahui pendekatan utama dalam kepemipinan ?
3.    Apa sebab-sebab munculnya pemimpin ?
4.    Bagaimana sifat-sifat dari pemimpin ?
5.    Bagaimana tipe drai seorang pemimpin ?
6.    Bagaimana keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin ?
7.    Bagaimana power atau kekuasaan pemimpin dalam hubungan bisnis ?
8.    Apa fokus dari pemimpin ?

1.3  Manfaat
1.      Untuk mengetahui pentingnya kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi.
2.      Untuk mengetahui pendekatan utama dalam kepemipinan.
3.      Untuk mengetahui sebab-sebab munculnya pemimpin.
4.      Untuk mengetahui sifat-sifat dari pemimpin.
5.      Untuk mengetahui tipe drai seorang pemimpin.
6.      Untuk mengetahui keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin.
7.      Untuk mengetahui power atau kekuasaan pemimpin dalam hubungan bisnis.
8.      Untuk mengetahui fokus dari pemimpin.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENTINGNYA KEPEMIMPINAN
Ada suatu keunggulan yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada dinamika dan efektifitas kepemimpinan. Pimpinan perusahaan merupakan unsur pokok dan sumber langka didalam setiap perusahaan. Statistika perkembangan perusahaan  menunjukan bahwa setiap 100 perusahaan yang baru berdiri, kira-kira 50% gagal dalam tempo 2 tahun dan pada akhir tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih jalan. Pada umumnya kegagalan tersebut disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerjasama dengan orang lain atau mereka tidak bisa menguasai dan mengendalikan diri sendiri.
Banyak definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain :
George R. Terry, Leadership is the activity of influencing people to strive willingly for group objective.
Harold Koontz and Cyril O’Donnell state the leadership is influencing peoople to follow in the achievment of a commom goal.
Berdasarkan definisi diatas maka ada 3 variabel utama yang tercakup di dalam kepemimpinan :
1.    Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup bagi karyawan dan sebagainya.
2.    Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi dapat dimonitor oleh pimpinan.
3.    Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu mempengaruhi karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksnakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan.

2.2  DUA PENDEKATAN UTAMA KEPEMIMPINAN
Untuk mempelajari kepemimpinan, ada dua pendekatan utama yaitu :
1. Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach)
Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian.
Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain: memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Hanya dalam mengungkapkan sifat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat seperti dinyatakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi aktif, orangnya harus stabil emosional tapi fleksibel, berkeras hati tapi kooperatif. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan posotif dengan perilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah: popularitas, keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial , status ekonomi dan mampu berkomunikasi.
Meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin belum disepakati sepenuhnya namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para pemimpin :
1.      Pendidikan umun yang luas. Seorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.
2.      Kematangan mental. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung dan tidak gampang marah.
3.      Sifat ingin tahu. Sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidiki, inovatif dan kreatif.
4.      Kemampuan analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk kemajuan bisnisnya.
5.      Memiliki daya ingat yang kuat. Seorang wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan ini akan snagat membantu proses kepemimpinannya.
6.      Integratif. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integratif dalam rumah tangganya. Seorang wirausaha harus memiliki sebuah rumah tangga yang stabil, hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarga terutama istri dan anak-anaknya. Jangan mencampur adukan urusan rumah tangga dengan urursan bisnis.
7.      Ketrampilan berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha untuk berkomunikasi dengan  lingkungan bisnisnya.
8.      Ketrampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik para karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Kadang-kadang  juga ada hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti urusan kesehatan, rumah tangga dan sebagainya.
9.      Rasional dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional.
10.  Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Keputusan jangan teoritis sehingga sulit dalam pelaksanaannya.
11.  Ada naluri prioritas. Berhubung terbatasnya seumber daya yang tersedia maka seorang wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Sehingga demikian semua pekerjaan dan proyek akan dapat berjalan secara bertahap.
12.  Pandai mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan mempertimbngkan  waktu secara efisisen. Dalam segala langkah yang dilakukan seorang wirausaha harus menjaga waktu secara ketat mislanya dalam melakukan rapat kerja, saat membeli bahan baku, memulai produksi, mengangkut produksi ke agen-agen, saat pemasaran yang tepat dan sebagainya.
13.  Kesederhanaan. Seorang wirausaha harus mampu menampilkan kesederhanaan dan bekerja dengan penuh efisiensi.
14.  Sifat keberanian. Walaupun seorang pemimpin mempunyai banyak karyawan, akan tetapi hanya beberapa karyawan saja yang dapat diajak bicara. Oleh sebab itu dia harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan mengajak beberapa orang karyawan inti.
15.  Kemauan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali infromasi dan mendengar apa ide dan keinginan dari karyawannya. Segala informasi ini merupakan barang berharga buat wirausaha untuk mengambil keputusan.
2. Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Approach)
Dalam hal ini dilihat pola tingkah laku dari seorang pemimpin untuk  mempengaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas atau pada hubungan antar karyawan.
Rensis Likert, mengembangkan teori kepemimpinan pada dua dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan yang dijabarkan menjadi empat tingkat model efektivitas yaitu :
1.      Sistem Pertama (Exploitative Authoritative). Sistem pertama bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Pemimpin ini selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.
2.      Sistem Kedua (Benevolent Authoritative). Sistem kedua ada sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan ancaman seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan hukuman dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi ada sedikit terbuka tetapi tetap berdasarkan ketidakpercayaan.
3.      Sistem Ketiga (Consultative). Sistem ketiga berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetpai tidak penuh. Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap ditangan pemimpin, tetapi kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi.
4.      Sistem Keempat (Pastisipative). Sistem keempat merupakan sistem yang ideal ada kepercayaan penuh dari atasan. Percaya diri dan kreativitas keryawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka, hubungan antar karyawan lancar dan suasana perusahaan segar dan sehat.

2.3  SEBAB-SEBAB MUNCULNYA PEMIMPIN
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin :
1.    Teori genetis
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan determinitis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.
2.    Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.
3.    Teori Psikologis atau Sinetis
Teori ini mneyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan memberntuk pribadi seorang pemimpin.


2.4  SIFAT-SIFAT PEMIMPIN
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut :
1).    Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan pernah habis. Demikian pula semangat, juga motivasi kerja, displin, kesabaran, daya tahan batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2).    Kesadaran Akan Tujuan dan Arah
Ia memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah.
3).    Antusiasme
Dia yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semangat optimisme dalam bekerja.
4).    Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
5).    Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenangungan dengan para karyawannya dalam mejalankan perusahaan.
6).    Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu pengetahuan atau keterampilan teknis.
7).    Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan (Decisiveness)
Dia harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
8).    Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat ,menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara efektif.
9).    Keterampilan Mengajar (Teaching Skill)
Seoran pemimpin atau wirausaha adalah seseorang guru yang  mampu mendidik, mengarahkan, memotivasi karyawan untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan perusahaan.

10).                        Kepercayaan (Faith)
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin. Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda perusahaan.


2.5 TIPE KEPEMIMPINAN
Beberapa tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut :
1.      Tipe Kharismatis
Merupakan kekuatan energi, daya tarik luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani, dan sebagainya.
2.      Tipe Paternalistis dan Maternalistis
Bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.
3.      Tipe Militeristis
Banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
4.      Tipe Otokratis
Berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja.
5.      Tipe Laissez Faire
Membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak miliki keterampilan.
6.      Tipe Populistis
Mmapu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7.      Tipe Administratif
Pemimpin yang mampu menyelenggarkan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan adminitratif diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.
8.      Tipe Demokratis
Berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan.

2.6 KETERAMPILAN KEPIMPINAN (LEADERSHIP SKILLS)
Ada tiga keterampilan kepemimpinan yaitu :
1.      Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia harus mampu melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.      Human skills berarti kemampuan untuk bekerjasama dan membangun tim kerja bersama orang-orang lain.
3.      Keterampilan konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berfikir dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep lain dalam memudahkan pekerjaan
Pandangan lain menyatakan bahwa skills yang diperlukan dalam entrepreunership dapat diklasifikasikan dalam tiga hal :
       1. Technical skills seperti :
Ø  Menulis, ini diperlukan untuk mencatat apa yang diperlu dicatat, dan dijadikan dokumen perusahaan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan, tahun depan misalnya. Atau keterampilan menulis diperlukan guna membuat sebuah memo yang menarik dalam berhubungan dengan pihak lain, apakah dengan karyawan ataupun dengan pihak eksternal atau seluruh stakeholder bisnis.
Ø  Komunikasi lisan, jelas sangat penting buat bicara, meyakinkan, negosiasi dengan pihak lain da menjalin networking.
Ø  Menguasai lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan maupun lingkungan eksternal dengan pihak pemasok, saingan, lingkungan sekitar lokasi perusahaan.
Ø  Business Management, harus menguasai berbagai pengetahuan tentang manajemen bisnis, bagaimana menggerakan orang-orang, memotivasi, seni memimpin, mengatasi konflik dalam organisasi, manajemen marketing, finance dan sebagainya.
Ø  Teknologi, ini mencakup berbagai teknologi untuk keperluan proses produksi, teknologi komunikasi, komputer, peralatan kantor dan sebagaianya.
Ø  Hubungan antar manusia, harus dijalain hubungan harmonis dengan seluruh lapisan karyawan dan dengan pihak luar perusahaan.
Ø  Listening, seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menterjemahkan apa yang didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar
Ø  Mampu menyusun organisasi, ini penting misalnya pada saat kapandiperlukan membentuk sebuah tim kerjasama, sistem kontrol, kapan perlu menambah karyawan, ataupun melakukan perampingan organisasi.
2. Business Management Skills
Ø  Merencanakan, seorang wirausahan harus mampu membuat rencana baik global maupun detail. Apabila dibuat rencana global, bisa pula dielaborasi oleh karyawan dalam langkah-langkah lebih rinci.
Ø  Membuat keputusan, berdasarkan data dan informasi yang terkumpul seorang wirausahaan harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan, agar jalannya usaha tidak goyang dalam keragu-raguan.
Ø  Human relations, harus sopan, supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
Ø  Marketing, mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari/mengumpulkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan.
Ø  Finance, memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun jangka pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan investasi dengan melihat peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru.
Ø  Accounting, memiliki keterampilan mencatat, membaca penerima dan pengeluaran keuangan, menghitung efisiensi dan sebagainya.
Ø  Control, mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
3. Personal Entrepreneurial Skills
Ø  Disiplin, tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan, tidak lengah.
Ø  Mengambil resiko, terampilan meramal resiko dan antisipasi resiko. Namun tidak takut menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis fakta dan data yang ada, sehingga sampai pada satu keputusan.
Ø  Inovasi, memiliki keterampilan menggunakan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, finansial, operasional dan sebagainya.
Ø  Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik , bagaimana cara melakukan pekerjaan dan sebagainya.
Ø  Visionary leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak terpukau dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.

2.7 POWER
Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Ada perbedaan antara power dan authority. Authority adalah kekuasaan yang diberikan oleh pemimpin tertinggi kepada seseorang sedangkan power adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pimpinan yang didasarkan kepada kepribadian, kegiatan dan situasi.
Politik adalah berhubungan dengan cara bagaimana seorang pemimpin memperoleh kekuasaan. Politik berhubungan dengan menjaga keseimbangan power di masyarakat dengan cara melakukan tawar menawar, membuat benteng-benteng kelompok dan berbagai kegiatan lainnya untuk menjaga kestabilan kekuasaan. Ada beberapa tipe kekuasaan.
1.      Personal Power juga disebut referent power yaitu power yang melekat pada pribadi pemimpin. Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya sangat tergantung pada kepribadian pemimpin tersebut. Pemimpin ini seperti mempunyai daya tarik untuk manarik pengikutnya.
2.      Legitimasi Power adalah kekuasaan yang datang karena pengangkatan dari institusi yang lebih tinggi seorang kepala bagian pada sebuah perusahaan secara sah diangkat oleh surat keputusan pimpinan perusahaan.
3.      Expert Power adalah kekuasaan yang diperoleh oleh pemimpin karena dia mempunyai pengetahuan dan keistimewaan tertentu. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan pemimpin, pelatihan, pengalaman dan sebagainya.

2.8  POWER DALAM HUBUNGAN BISNIS
Dalam hubungan bisnis antara produsen dan distributor antara pimpinan dan karyawan ada berbagai bentuk power yang digunakan antara lain : (Philip Kotler, 1997:152)
a.      Coercive Power (Kekuasaan Memaksa)
Kekuasaan ini digunakan oleh produsen untuk memaksa distributor atau perantara agar dapat bekerjasama dengan baik. Kadang-kadang perantara sangat tergantung kehidupan bisnisnya oleh produsen. Akan tetapi, adakalanya produsen tergantung kepada distributor.
b.      Reward Power (Kekuasaan Penghargaan)
Dalm hubungan ini ada penghargaan yang diberika kepada para perantara ataupun karyawan oleh pihak pimpinan. Jika muncul perilaku tertentu yang dikehendaki oleh pimpinan atau oleh produsen maka diberikan penghargaan tersebut.
c.       Legitimate Power (Kekuasaan Sah)
Dalm hal ini ada semacam kontrak formal yang diikuti oleh perantara atau distributor. Antara produsen dan distributor memiliki kekuatan yang sahyang merupakan hak dan kewajibannya masing-masing.
d.      Expert Power (Kekuasaan Ahli)
Dalam hal ini pimpinan ataupun produsen memiliki keahlian tertentu yang diakui atau disegani oleh pihak lain. Ini merupakan bentuk kekuasaan yang efektif untuk memaksa orang lain mau bekerja sama.



e.       Referent Power (Kekuasaan Referen)
Dalam hal ini produsen sangat dihormati oleh perantara dan perantara merasa bangga diajak kerjasama oleh produsen ini memiliki wibawa dan nama baik yang cukup terkenal.
           
            Dalam rangka hubungan bisnis sering kali digunakan pendorong yang positif untuk mengajak orang mau bekerja sama seperti memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada perantara, memberikan hadiah, memeberikan bantuan fasilitas promosi, membantu penataan barang (display)  dan kontes penjualan. Namun kadang-kadang digunakan pula sangsi yang bersifat negatif terhadap perantara misalnya memperkecil tingkat keuntungan perantara, memperlambat pengiriman barang, memutuskan hubungan kerja.


2.9 FOKUS KEPEMIMPINAN
Pimpinan puncak berada pada hirarki paling tinggi pada sebuah organisasi. Dibawah itu masih banyak pemimpin itngkat menengah dan tingkat bawah yang juga sangat penting peranannya dalam organisasi. Kepemimpinan yang paling sulit sekaligus paling signifkan peranannya, justru pada seseorang berada di tengah, dalam hirarki organisasi, pemimpin dalam posisi demikian memiliki bos, majikan, atasan di atas, anak buah ditingkat bawah, sekaligus kolega pada posisi yang sejajar. Seorang pemimpin yang berada di tengah harus dapat memimpin ketiga arah kata. (John Maxwell dalam SWA, Des. 06-Jan.07).
Pemimpin yang baik ialah pemimpin tiga arah yaitu :
1.      Memimpin Keatas (Lead up)
Yaitu mempengaruhi pemimpinnya, dan meringankan beban atasan.
2.      Memimpin Ke samping (Lead across)
Yaitu membantu koleganya untuk mencapai hal produktif dan memperoleh rasa saling hormat.
3.      Memimpin Ke bawah (Lead down)
Yaitu membantu anak buah untuk menggali potensinya, menjadi contoh peran yang kuat dan membantu orang lain untuk bergabung demi meraih tujuan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, tugas pemimpin tidak terbatas pada memimpin anak buah, tapi juga ke samping dan ke atas.
           Pemimpin yang tidak baik akan bermain peran yang menguntungkan diri sendiri, dengan cara menginjak ke bawah, ke bawah, menyikut kesamping dan menjilat ke atas. Dia maju dengan melalui penderitaan orang lain, merugikan pihak lain, biasanya kesuksesan dan perilaku semacam ini tidak akan bertahan lama, yang bersangkutan akan jatuh tersungkur dengan sendirinya.
           Kepemimpinan juga sebuah perjalanan pembelajaran. Perjalanan menjadi seorang pemimpin membutuhkan cara pemimpin yang baru, keahlian baru dan kebiasaan baru. Semakin tinggi posisi seseorang, makin besar tanggung jawab, makin besar dampak potensialnya.
           Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan koleganya melainkan bekerjasama, hindarkan politik kotor, issu murahan, tapi gunakan diplomasi, munculkan ide-ide cemerlang, dan hargai teman. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama  dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show). Zimmerer menyatakan pemimpin yang baik (building a top management team, not a “one person” show). Sifat dan perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi budaya organisasi dan iklim organisasi itu sendiri. Inilah yang diungkapkan oleh John Maxwell dalam (SWA Des. 06-Jan.07), tipe kemimpinan 360 derajat, yaitu yang mampu memimpin baik ke atas, ke samping maupun ke bawah. Pemimpin yang efektif di bagian tengah akan memiliki kemungkinan sukses yang lebih besar bila ia dipromosikan ke tingkat lebih tinggi, karena dia sudah lebih dekat dengan bawahannya, serta diterima baik oleh koleganya.
          

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup bagi karyawan dan sebagainya.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan koleganya melainkan bekerjasama, hindarkan politik kotor, issu murahan, tapi gunakan diplomasi, munculkan ide-ide cemerlang, dan hargai teman. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama  dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show).


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung.