BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu
organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung
kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk
mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan
mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama
yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181). Hughesc dalam
Ria (2009:11) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena kompleks
yang melibatkan tiga hal utama yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena
mengenai kepemimpinan ini diyakini memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan
kohefisitas kelompok (Bass dalam Ria, 2009:11).
Keberhasilan
atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan
bawahannya tapi juga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan
perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan
sangat tergantung pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan
fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada
gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel
dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan,
situasi lingkungan, kematangan dan situasi bawahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pentingnya kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi ?
2. Seperti
untuk mengetahui pendekatan utama dalam kepemipinan ?
3. Apa
sebab-sebab munculnya pemimpin ?
4. Bagaimana
sifat-sifat dari pemimpin ?
5. Bagaimana
tipe drai seorang pemimpin ?
6. Bagaimana
keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin ?
7. Bagaimana
power atau kekuasaan pemimpin dalam hubungan bisnis ?
8. Apa
fokus dari pemimpin ?
1.3 Manfaat
1. Untuk
mengetahui pentingnya kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi.
2. Untuk
mengetahui pendekatan utama dalam kepemipinan.
3. Untuk
mengetahui sebab-sebab munculnya pemimpin.
4. Untuk
mengetahui sifat-sifat dari pemimpin.
5. Untuk
mengetahui tipe drai seorang pemimpin.
6. Untuk
mengetahui keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin.
7. Untuk
mengetahui power atau kekuasaan pemimpin dalam hubungan bisnis.
8. Untuk
mengetahui fokus dari pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENTINGNYA KEPEMIMPINAN
Ada suatu keunggulan yang sukses
dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada
dinamika dan efektifitas kepemimpinan. Pimpinan perusahaan merupakan unsur
pokok dan sumber langka didalam setiap perusahaan. Statistika perkembangan
perusahaan menunjukan bahwa setiap 100
perusahaan yang baru berdiri, kira-kira 50% gagal dalam tempo 2 tahun dan pada
akhir tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih jalan. Pada umumnya kegagalan
tersebut disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu
memimpin karyawan, tidak bisa bekerjasama dengan orang lain atau mereka tidak
bisa menguasai dan mengendalikan diri sendiri.
Banyak
definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain :
George R. Terry, Leadership is the activity of influencing people to strive willingly
for group objective.
Harold Koontz and Cyril O’Donnell state the leadership is influencing peoople
to follow in the achievment of a commom goal.
Berdasarkan definisi diatas maka ada 3
variabel utama yang tercakup di dalam kepemimpinan :
1. Kepemimpinan
melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha
akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerja sama
dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul
dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk
melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai
cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup bagi
karyawan dan sebagainya.
2. Kepemimpinan
menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk
memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat
menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha
telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain atas nama dia. Selanjutnya
segala macam informasi dapat dimonitor oleh pimpinan.
3. Kepemimpinan
menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang
wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi
juga harus mampu mempengaruhi karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk
memajukan perusahaan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang
baik bagaimana melaksnakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan.
2.2 DUA PENDEKATAN UTAMA KEPEMIMPINAN
Untuk
mempelajari kepemimpinan, ada dua pendekatan utama yaitu :
1. Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach)
1. Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach)
Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat
dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini
untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu
untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian.
Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat
sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain: memiliki kekuatan fisik dan
keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Hanya
dalam mengungkapkan sifat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat
seperti dinyatakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi
aktif, orangnya harus stabil emosional tapi fleksibel, berkeras hati tapi
kooperatif. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan posotif
dengan perilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah: popularitas,
keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial , status ekonomi dan
mampu berkomunikasi.
Meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin
belum disepakati sepenuhnya namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang
perlu dimiliki para pemimpin :
1. Pendidikan
umun yang luas. Seorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.
2. Kematangan
mental. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada
kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung dan tidak gampang marah.
3. Sifat
ingin tahu. Sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidiki, inovatif
dan kreatif.
4. Kemampuan
analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang
ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk
kemajuan bisnisnya.
5. Memiliki
daya ingat yang kuat. Seorang wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang
berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat.
Kemampuan ini akan snagat membantu proses kepemimpinannya.
6. Integratif.
Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang
membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integratif dalam rumah
tangganya. Seorang wirausaha harus memiliki sebuah rumah tangga yang stabil,
hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarga terutama istri dan
anak-anaknya. Jangan mencampur adukan urusan rumah tangga dengan urursan
bisnis.
7. Ketrampilan
berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha untuk
berkomunikasi dengan lingkungan
bisnisnya.
8. Ketrampilan
mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik para
karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
Kadang-kadang juga ada hal-hal yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti urusan kesehatan, rumah tangga dan
sebagainya.
9. Rasional
dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh
seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional
dan objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional.
10. Pragmatisme.
Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang tersedia. Keputusan jangan teoritis sehingga sulit dalam
pelaksanaannya.
11. Ada
naluri prioritas. Berhubung terbatasnya seumber daya yang tersedia maka seorang
wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas yang harus dikerjakan terlebih
dahulu. Sehingga demikian semua pekerjaan dan proyek akan dapat berjalan secara
bertahap.
12. Pandai
mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan
mempertimbngkan waktu secara efisisen.
Dalam segala langkah yang dilakukan seorang wirausaha harus menjaga waktu
secara ketat mislanya dalam melakukan rapat kerja, saat membeli bahan baku,
memulai produksi, mengangkut produksi ke agen-agen, saat pemasaran yang tepat
dan sebagainya.
13. Kesederhanaan.
Seorang wirausaha harus mampu menampilkan kesederhanaan dan bekerja dengan
penuh efisiensi.
14. Sifat
keberanian. Walaupun seorang pemimpin mempunyai banyak karyawan, akan tetapi
hanya beberapa karyawan saja yang dapat diajak bicara. Oleh sebab itu dia harus
memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan mengajak beberapa orang
karyawan inti.
15. Kemauan
mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali infromasi dan mendengar apa
ide dan keinginan dari karyawannya. Segala informasi ini merupakan barang
berharga buat wirausaha untuk mengambil keputusan.
2. Pendekatan
Keperilakuan (Behavioral Approach)
Dalam hal ini dilihat pola tingkah laku
dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi
karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas atau pada
hubungan antar karyawan.
Rensis Likert, mengembangkan teori
kepemimpinan pada dua dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan yang
dijabarkan menjadi empat tingkat model efektivitas yaitu :
1. Sistem
Pertama (Exploitative Authoritative).
Sistem pertama bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Pemimpin ini
selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.
2. Sistem
Kedua (Benevolent Authoritative).
Sistem kedua ada sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan ancaman
seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan hukuman
dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi ada sedikit terbuka tetapi tetap
berdasarkan ketidakpercayaan.
3. Sistem
Ketiga (Consultative). Sistem ketiga
berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetpai tidak penuh. Proses pengambilan
keputusan untuk hal yang penting tetap ditangan pemimpin, tetapi kepercayaan
sudah merupakan dasar komunikasi.
4. Sistem
Keempat (Pastisipative). Sistem
keempat merupakan sistem yang ideal ada kepercayaan penuh dari atasan. Percaya
diri dan kreativitas keryawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat
terbuka, hubungan antar karyawan lancar dan suasana perusahaan segar dan sehat.
2.3 SEBAB-SEBAB MUNCULNYA PEMIMPIN
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya
pemimpin :
1.
Teori
genetis
Teori
ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat
dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut
pandangan determinitis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.
2.
Teori
Sosial
Teori
ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang
calon pemimpin dapat disiapkan, dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin
yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin yang hebat
dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan
dorongan berbagai pihak.
3.
Teori
Psikologis atau Sinetis
Teori
ini mneyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang
memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui
pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan memberntuk pribadi seorang
pemimpin.
2.4 SIFAT-SIFAT PEMIMPIN
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat
kepemimpinan sebagai berikut :
1).
Energi
Jasmaniah dan Mental
Seorang
pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak
akan pernah habis. Demikian pula semangat, juga motivasi kerja, displin,
kesabaran, daya tahan batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi.
2).
Kesadaran
Akan Tujuan dan Arah
Ia
memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang
terarah.
3).
Antusiasme
Dia
yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan
membangkitkan semangat optimisme dalam bekerja.
4).
Keramahan
dan Kecintaan
Sifat
ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan
kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk
mencapai kesuksesan perusahaan.
5).
Integritas
Seorang
pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenangungan dengan para
karyawannya dalam mejalankan perusahaan.
6).
Penguasaan
Teknis
Agar
pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu
pengetahuan atau keterampilan teknis.
7). Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan
(Decisiveness)
Dia harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
Dia harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
8).
Kecerdasan
Seorang
pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala,
cepat ,menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara efektif.
9).
Keterampilan
Mengajar (Teaching Skill)
Seoran
pemimpin atau wirausaha adalah seseorang guru yang mampu mendidik, mengarahkan, memotivasi
karyawan untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan perusahaan.
10).
Kepercayaan
(Faith)
Jika
seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari
bawahan terhadap pemimpin. Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela
berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan
roda perusahaan.
2.5
TIPE KEPEMIMPINAN
Beberapa tipe
kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut :
1.
Tipe
Kharismatis
Merupakan kekuatan
energi, daya tarik luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin
ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia
super, berani, dan sebagainya.
2.
Tipe
Paternalistis dan Maternalistis
Bersikap melindungi
bawahan sebagai seorang bapak atau seorang ibu yang penuh kasih sayang.
Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berinisiatif dan mengambil keputusan.
3.
Tipe
Militeristis
Banyak menggunakan
sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat
otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
4.
Tipe
Otokratis
Berdasarkan kepada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan
sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja.
5.
Tipe
Laissez Faire
Membiarkan bawahan
berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh
bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak miliki keterampilan.
6.
Tipe
Populistis
Mmapu menjadi pemimpin
rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7.
Tipe
Administratif
Pemimpin yang mampu
menyelenggarkan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan
adminitratif diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan
perkembangan sosial.
8.
Tipe
Demokratis
Berorientasi pada
manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada
rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan.
2.6 KETERAMPILAN KEPIMPINAN
(LEADERSHIP SKILLS)
Ada tiga
keterampilan kepemimpinan yaitu :
1.
Technical
skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan
pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia
harus mampu melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.
Human
skills berarti kemampuan untuk bekerjasama dan membangun
tim kerja bersama orang-orang lain.
3.
Keterampilan
konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berfikir dan
mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep
lain dalam memudahkan pekerjaan
Pandangan lain menyatakan bahwa skills
yang diperlukan dalam entrepreunership dapat diklasifikasikan dalam tiga hal :
1. Technical skills seperti :
Ø Menulis,
ini diperlukan untuk mencatat apa yang diperlu dicatat, dan dijadikan dokumen
perusahaan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan, tahun depan misalnya.
Atau keterampilan menulis diperlukan guna membuat sebuah memo yang menarik
dalam berhubungan dengan pihak lain, apakah dengan karyawan ataupun dengan
pihak eksternal atau seluruh stakeholder bisnis.
Ø Komunikasi
lisan, jelas sangat penting buat bicara, meyakinkan, negosiasi dengan pihak lain
da menjalin networking.
Ø Menguasai
lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan maupun
lingkungan eksternal dengan pihak pemasok, saingan, lingkungan sekitar lokasi
perusahaan.
Ø Business
Management, harus menguasai berbagai pengetahuan tentang manajemen bisnis,
bagaimana menggerakan orang-orang, memotivasi, seni memimpin, mengatasi konflik
dalam organisasi, manajemen marketing, finance dan sebagainya.
Ø Teknologi,
ini mencakup berbagai teknologi untuk keperluan proses produksi, teknologi
komunikasi, komputer, peralatan kantor dan sebagaianya.
Ø Hubungan
antar manusia, harus dijalain hubungan harmonis dengan seluruh lapisan karyawan
dan dengan pihak luar perusahaan.
Ø Listening,
seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menterjemahkan apa yang
didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar
Ø Mampu
menyusun organisasi, ini penting misalnya pada saat kapandiperlukan membentuk
sebuah tim kerjasama, sistem kontrol, kapan perlu menambah karyawan, ataupun
melakukan perampingan organisasi.
2.
Business Management Skills
Ø Merencanakan,
seorang wirausahan harus mampu membuat rencana baik global maupun detail.
Apabila dibuat rencana global, bisa pula dielaborasi oleh karyawan dalam
langkah-langkah lebih rinci.
Ø Membuat
keputusan, berdasarkan data dan informasi yang terkumpul seorang wirausahaan
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan, agar jalannya usaha
tidak goyang dalam keragu-raguan.
Ø Human
relations, harus sopan, supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
Ø Marketing,
mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai target
market yang telah ditetapkan serta mampu mencari/mengumpulkan informasi sebagai
bahan pengambilan keputusan.
Ø Finance,
memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun jangka
pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan investasi dengan melihat
peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru.
Ø Accounting,
memiliki keterampilan mencatat, membaca penerima dan pengeluaran keuangan,
menghitung efisiensi dan sebagainya.
Ø Control,
mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang keuangan,
kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
3.
Personal Entrepreneurial Skills
Ø Disiplin,
tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan, tidak lengah.
Ø Mengambil
resiko, terampilan meramal resiko dan antisipasi resiko. Namun tidak takut
menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis fakta dan
data yang ada, sehingga sampai pada satu keputusan.
Ø Inovasi,
memiliki keterampilan menggunakan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan baru
dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, finansial, operasional dan
sebagainya.
Ø Tepat
dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik , bagaimana
cara melakukan pekerjaan dan sebagainya.
Ø Visionary
leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak terpukau
dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.
2.7 POWER
Power atau kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain. Ada perbedaan antara power dan authority.
Authority adalah kekuasaan yang diberikan oleh pemimpin tertinggi kepada
seseorang sedangkan power adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pimpinan yang
didasarkan kepada kepribadian, kegiatan dan situasi.
Politik adalah berhubungan dengan cara
bagaimana seorang pemimpin memperoleh kekuasaan. Politik berhubungan dengan
menjaga keseimbangan power di masyarakat dengan cara melakukan tawar menawar,
membuat benteng-benteng kelompok dan berbagai kegiatan lainnya untuk menjaga
kestabilan kekuasaan. Ada beberapa tipe kekuasaan.
1.
Personal
Power juga disebut referent
power yaitu power yang melekat pada pribadi pemimpin. Kemampuan pemimpin
untuk mempengaruhi pengikutnya sangat tergantung pada kepribadian pemimpin
tersebut. Pemimpin ini seperti mempunyai daya tarik untuk manarik pengikutnya.
2.
Legitimasi
Power adalah kekuasaan yang datang karena pengangkatan
dari institusi yang lebih tinggi seorang kepala bagian pada sebuah perusahaan
secara sah diangkat oleh surat keputusan pimpinan perusahaan.
3.
Expert
Power adalah kekuasaan yang diperoleh oleh pemimpin
karena dia mempunyai pengetahuan dan keistimewaan tertentu. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh pendidikan pemimpin, pelatihan, pengalaman dan sebagainya.
2.8 POWER DALAM HUBUNGAN BISNIS
Dalam hubungan bisnis antara produsen
dan distributor antara pimpinan dan karyawan ada berbagai bentuk power yang
digunakan antara lain : (Philip Kotler, 1997:152)
a.
Coercive
Power (Kekuasaan Memaksa)
Kekuasaan
ini digunakan oleh produsen untuk memaksa distributor atau perantara agar dapat
bekerjasama dengan baik. Kadang-kadang perantara sangat tergantung kehidupan
bisnisnya oleh produsen. Akan tetapi, adakalanya produsen tergantung kepada
distributor.
b.
Reward
Power (Kekuasaan Penghargaan)
Dalm
hubungan ini ada penghargaan yang diberika kepada para perantara ataupun
karyawan oleh pihak pimpinan. Jika muncul perilaku tertentu yang dikehendaki
oleh pimpinan atau oleh produsen maka diberikan penghargaan tersebut.
c.
Legitimate
Power (Kekuasaan Sah)
Dalm
hal ini ada semacam kontrak formal yang diikuti oleh perantara atau
distributor. Antara produsen dan distributor memiliki kekuatan yang sahyang
merupakan hak dan kewajibannya masing-masing.
d.
Expert
Power (Kekuasaan Ahli)
Dalam
hal ini pimpinan ataupun produsen memiliki keahlian tertentu yang diakui atau
disegani oleh pihak lain. Ini merupakan bentuk kekuasaan yang efektif untuk
memaksa orang lain mau bekerja sama.
e.
Referent
Power (Kekuasaan Referen)
Dalam
hal ini produsen sangat dihormati oleh perantara dan perantara merasa bangga
diajak kerjasama oleh produsen ini memiliki wibawa dan nama baik yang cukup
terkenal.
Dalam rangka hubungan bisnis sering
kali digunakan pendorong yang positif untuk mengajak orang mau bekerja sama
seperti memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada perantara, memberikan
hadiah, memeberikan bantuan fasilitas promosi, membantu penataan barang (display) dan kontes penjualan. Namun kadang-kadang
digunakan pula sangsi yang bersifat negatif terhadap perantara misalnya
memperkecil tingkat keuntungan perantara, memperlambat pengiriman barang,
memutuskan hubungan kerja.
2.9
FOKUS KEPEMIMPINAN
Pimpinan puncak
berada pada hirarki paling tinggi pada sebuah organisasi. Dibawah itu masih
banyak pemimpin itngkat menengah dan tingkat bawah yang juga sangat penting
peranannya dalam organisasi. Kepemimpinan yang paling sulit sekaligus paling
signifkan peranannya, justru pada seseorang berada di tengah, dalam hirarki
organisasi, pemimpin dalam posisi demikian memiliki bos, majikan, atasan di
atas, anak buah ditingkat bawah, sekaligus kolega pada posisi yang sejajar.
Seorang pemimpin yang berada di tengah harus dapat memimpin ketiga arah kata.
(John Maxwell dalam SWA, Des. 06-Jan.07).
Pemimpin
yang baik ialah pemimpin tiga arah yaitu :
1.
Memimpin
Keatas (Lead up)
Yaitu mempengaruhi pemimpinnya,
dan meringankan beban atasan.
2.
Memimpin
Ke samping (Lead across)
Yaitu membantu
koleganya untuk mencapai hal produktif dan memperoleh rasa saling hormat.
3.
Memimpin
Ke bawah (Lead down)
Yaitu membantu anak
buah untuk menggali potensinya, menjadi contoh peran yang kuat dan membantu
orang lain untuk bergabung demi meraih tujuan yang lebih tinggi. Dalam hal ini,
tugas pemimpin tidak terbatas pada memimpin anak buah, tapi juga ke samping dan
ke atas.
Pemimpin yang tidak baik akan bermain peran yang menguntungkan
diri sendiri, dengan cara menginjak ke bawah, ke bawah, menyikut kesamping dan
menjilat ke atas. Dia maju dengan melalui penderitaan orang lain, merugikan
pihak lain, biasanya kesuksesan dan perilaku semacam ini tidak akan bertahan
lama, yang bersangkutan akan jatuh tersungkur dengan sendirinya.
Kepemimpinan juga sebuah perjalanan pembelajaran.
Perjalanan menjadi seorang pemimpin membutuhkan cara pemimpin yang baru,
keahlian baru dan kebiasaan baru. Semakin tinggi posisi seseorang, makin besar
tanggung jawab, makin besar dampak potensialnya.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan
koleganya melainkan bekerjasama, hindarkan politik kotor, issu murahan, tapi
gunakan diplomasi, munculkan ide-ide cemerlang, dan hargai teman. Pemimpin yang
berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama
dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung
kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show).
Zimmerer menyatakan pemimpin yang baik (building a top management team, not a
“one person” show). Sifat dan perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi
budaya organisasi dan iklim organisasi itu sendiri. Inilah yang diungkapkan
oleh John Maxwell dalam (SWA Des. 06-Jan.07), tipe kemimpinan 360 derajat, yaitu
yang mampu memimpin baik ke atas, ke samping maupun ke bawah. Pemimpin yang
efektif di bagian tengah akan memiliki kemungkinan sukses yang lebih besar bila
ia dipromosikan ke tingkat lebih tinggi, karena dia sudah lebih dekat dengan
bawahannya, serta diterima baik oleh koleganya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan dalam organisasi atau
perusahaan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang
wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau
bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai
merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk
melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai
cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup bagi
karyawan dan sebagainya.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan
berkompetisi dengan koleganya melainkan bekerjasama, hindarkan politik kotor,
issu murahan, tapi gunakan diplomasi, munculkan ide-ide cemerlang, dan hargai
teman. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan
sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang
bagi bawahan (one man show).
DAFTAR PUSTAKA
Alma,
Buchari. 2007. Kewirausahaan.
Alfabeta: Bandung.